![]() |
Sebuah artefak "mumi duyung" berusia 300 tahun yang disimpan di kuil Enjuin, di Prefektur Okayama, Jepang. (Foto: Archaeology24) |
ACEHDIURNA.COM - Di sebuah kuil kecil bernama Enjuin, di Prefektur Okayama, Jepang, tersimpan sebuah benda aneh yang sudah ratusan tahun membuat orang penasaran.
Benda itu dikenal sebagai “mumi duyung”, sebuah artefak
dengan tubuh bagian atas menyerupai manusia, lengkap dengan rambut, gigi,
bahkan kuku, sementara bagian bawahnya berbentuk ekor ikan bersisik.
Berdasarkan catatan lama, makhluk ini dikisahkan tertangkap
di jaring nelayan pada tahun 1736 hingga 1741, di lepas pantai Provinsi Tosa
(sekarang Kochi).
Sejak saat itu, ia dijaga di kuil dan bahkan dipuja karena
diyakini memiliki kekuatan mistis: konon bisa membawa umur panjang atau
melindungi dari wabah penyakit.
Namun benarkah makhluk ini pernah hidup sebagai “duyung”
laut Jepang?
Penelitian Ilmiah yang Mengungkap Fakta
Rasa penasaran akhirnya terjawab ketika tim ilmuwan dari Kurashiki
University of Science and the Arts melakukan serangkaian penelitian modern.
Mereka menggunakan teknologi CT scan, sinar-X, analisis DNA,
hingga uji radiokarbon untuk mengungkap rahasia di balik mumi tersebut.
![]() |
Objek "mumi duyung " saat sedang dipegang oleh peneliti, memperlihatkan detail seperti ekor ikan dan bagian kepala seperti manusia. (Foto: Arkeolonews) |
Hasilnya mengejutkan, mumi ini ternyata bukan organisme asli.
Bagian kepalanya diisi kapas dan kertas, wajahnya dibentuk
dengan campuran bahan organik, sementara ekornya benar-benar diambil dari
seekor ikan.
Tidak ada tulang belakang atau kerangka mamalia di dalamnya.
Rambut, kuku, dan beberapa bagian lain memang berasal dari
hewan, tetapi dirakit dengan teknik mirip kerajinan tangan.
Analisis usia bahan juga menunjukkan bahwa mumi ini
kemungkinan dibuat pada akhir abad ke-19, bukan di awal 1700-an seperti
tertulis dalam catatan kotaknya.
Nilai Budaya dan Simbol Spiritual
Meskipun terbukti buatan manusia, “mumi duyung” tetap
memikat perhatian publik.
Selama berabad-abad, benda ini menjadi bagian dari tradisi
masyarakat setempat.
![]() |
"Mumi duyung" dalam kotak penyimpanan di kuil Enjuin, dengan catatan sejarahnya. (Foto: Asahi Shimbun) |
Ia dipajang di kuil, dipercaya membawa keberuntungan, dan menjadi simbol harapan ketika wabah atau bencana melanda.
Para ahli budaya menilai bahwa mumi ini adalah contoh
menarik bagaimana mitos, kepercayaan, dan seni berpadu dalam satu artefak.
Di masa lalu, benda semacam ini mungkin dibuat untuk menarik
perhatian, memberi daya tarik spiritual, atau sekadar menjadi hiburan penuh
misteri.
Antara Misteri dan Realitas
Kisah mumi duyung Jepang memperlihatkan bagaimana manusia
selalu terpesona dengan laut dan makhluk-makhluk misterius di dalamnya.
Di satu sisi, ada kepercayaan dan legenda yang membuat benda
ini istimewa.
Sementara di sisi lain, ada fakta ilmiah yang menunjukkan
bahwa ia hanyalah hasil karya tangan manusia.
Namun justru di situlah letak keunikannya: mumi duyung ini
bukan sekadar objek penelitian, melainkan juga jendela untuk memahami cara
berpikir masyarakat masa lalu.
Bagaimana mereka menjembatani rasa takut, harapan, dan
misteri dunia dengan imajinasi serta kepercayaan.[]