ACEHDIURNA, BANDA ACEH - Upaya mempercepat konektivitas wilayah barat-selatan Aceh (Barsela) terus diperjuangkan Pemerintah Aceh.
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem, secara resmi melobi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Prof. Rachmat Pambudy, agar pembangunan Terowongan Geurutee segera masuk prioritas nasional.
Pertemuan itu berlangsung di Kementerian Bappenas, Jakarta Pusat, Jumat (12/9/2025).
Mualem menyerahkan langsung berkas rancangan pembangunan kepada Menteri PPN, disaksikan Ketua DPRA, Zulfadhli, Sekda Aceh, M. Nasir, dan Kepala BPKA, Reza Saputra.
“Terowongan Geurutee adalah kebutuhan mendesak.
Jalur Geurutee selama ini rawan kecelakaan karena tebingnya curam. Selain itu, ini juga jalan utama distribusi barang dan penopang perekonomian Aceh,” ujar Mualem.
Menteri Bappenas menyambut baik usulan itu.
Menurutnya, pembangunan terowongan akan dipelajari dan dikaji lebih lanjut, sebelum masuk ke dalam program strategis.
“Kita dukung penuh, semoga segera terealisasi,” kata Rachmat.
Jika terwujud, terowongan ini akan menjadi salah satu proyek infrastruktur terbesar di Aceh pasca-tsunami dan pasca-damai, serta menjadi simbol pemerataan pembangunan nasional.
Apa yang diketahui tentang Jalur Geurutee
Lokasi Strategis
Terletak di Kabupaten Aceh Jaya, Geurutee menjadi penghubung jalur Banda Aceh – Meulaboh – Barsela. Jalur ini vital untuk mobilitas ekonomi dan logistik.
Masalah Keselamatan
Jalur Geurutee dikenal ekstrem dengan tikungan tajam dan tebing curam. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi, terutama bagi kendaraan besar.
Terowongan dianggap solusi permanen.
Dampak Ekonomi
Jika terbangun, jalur distribusi barang dari Banda Aceh ke wilayah barat akan lebih cepat, murah, dan aman.
Sektor pariwisata juga ikut terdongkrak, mengingat Geurutee terkenal dengan panorama Samudera Hindia.
Nilai Sejarah
Geurutee memiliki catatan penting di masa konflik Aceh karena menjadi jalur strategis.
Kini, proyek terowongan dipandang sebagai simbol transformasi menuju pembangunan damai.
Potensi Nasional
Pembangunan terowongan akan menegaskan peran Aceh sebagai bagian dari koridor ekonomi nasional, sekaligus memperkuat posisi jalur barat-selatan yang selama ini relatif tertinggal dibanding jalur timur.[]