Ombak
besar dari pantai akibat Topan Super Ragasa di
Hong Kong, Cina pada 23 September 2025. (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
ACEHDIURNA.COM - Asia Timur tengah dikepung badai besar.
Super Topan Ragasa, siklon tropis terkuat di dunia tahun ini, telah melanda sejumlah negara seperti Taiwan, Hong Kong, China, dan Filipina.
Dengan kekuatan angin mencapai lebih dari 270 kilometer per jam, Ragasa dijuluki “Raja Badai” oleh Administrasi Meteorologi China.
Taiwan dan Filipina Jadi Korban Terparah
Taiwan menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak. Pemerintah setempat melaporkan sedikitnya 14 orang tewas, sementara lebih dari 150 orang masih hilang. Puluhan lainnya luka-luka, terutama setelah sebuah bendungan alami jebol dan melepaskan jutaan ton air ke wilayah Guangfu Township.
![]() |
Seorang wanita berpegangan pada tiang saat angin kencang dari Topan Super Ragasa menerpa di Hong Kong, Cina, 24 September 2025. (Foto: REUTERS/Tyrone Siu) |
Di Filipina, badai yang dikenal secara lokal dengan nama Nando ini memicu banjir besar, pemadaman listrik, serta tanah longsor di Luzon Utara. Ribuan keluarga terpaksa mengungsi ke tempat aman.
Hong Kong & China Selatan Dikepung Angin Kencang
Di Hong Kong, Hong Kong Observatory memperingatkan angin lokal akan terus menguat.
Area yang sebelumnya terlindung pun bisa berubah berbahaya dalam hitungan jam.
Maskapai Cathay Pacific membatalkan lebih dari 500 penerbangan, mengganggu jalur utama ke kota-kota internasional seperti San Francisco, Vancouver, dan Zurich.
China daratan juga bersiap menghadapi dampak besar.
Di Guangdong, lebih dari 370.000 orang dievakuasi, sementara hampir dua juta penduduk China selatan dipindahkan dari zona rawan.
Pemerintah menutup sekolah dan bisnis di lebih dari 10 kota, serta memperingatkan ancaman banjir besar akibat gelombang setinggi lebih dari tiga meter.
Mengapa Ragasa Masuk Kategori Super Topan?
Menurut Joint Typhoon Warning Center (JTWC), Ragasa mencapai kecepatan angin 165 mph (sekitar 270 km/jam) dengan hembusan lebih tinggi.
Kondisi ini menempatkannya dalam kategori super typhoon, setara dengan badai hurricane Kategori 5 di Atlantik.
Yang membuat Ragasa lebih berbahaya adalah intensifikasi cepat saat mendekati Luzon Utara dan Taiwan. Hal ini mempersingkat waktu evakuasi, sehingga risiko korban jiwa meningkat drastis.
Dampak Tidak Langsung ke Indonesia
Meskipun tidak berada di jalur badai, Indonesia tetap merasakan dampak tak langsung dari Ragasa. BMKG memperingatkan adanya potensi:
-
Hujan lebat disertai petir di wilayah Maluku, Papua, dan Sulawesi.
-
Gelombang tinggi di Laut Natuna, Laut Maluku, Laut Banda, hingga Samudra Pasifik utara Papua.
Masyarakat, khususnya nelayan dan operator kapal, diimbau meningkatkan kewaspadaan menghadapi kondisi laut yang berbahaya hingga akhir September 2025.
![]() |
Ombak pantai menghantam Tseung Kwan Osaat Topan Super Ragasa terjadi, di Hong
Kong, Cina, 24 September 2025 (Foto: Andre Lange via REUTERS) |
Ragasa dalam Peta Sejarah Topan Asia
Asia dikenal sebagai salah satu jalur utama badai tropis dunia, atau yang disebut Typhoon Belt.
Setiap tahun, negara-negara seperti Filipina, Taiwan, Jepang, China, hingga Vietnam menghadapi badai dahsyat dengan kerusakan besar.
Kehadiran Ragasa kini disejajarkan dengan badai-badai besar dalam sejarah, termasuk Topan Nargis (2008) yang menewaskan hampir 140 ribu orang di Myanmar.[]