![]() |
Foto ilustrasi. Sumber: The Strikingly Blog |
ACEHDIURNA.COM – Pernahkah kamu merasa gaji yang ditunggu-tunggu akhirnya hanya “numpang lewat”?
Baru saja masuk rekening, belum sempat dinikmati, saldo
sudah menipis.
Jika iya, percayalah, kamu tidak sendirian.
Banyak orang
menghadapi masalah yang sama: penghasilan terasa tidak pernah cukup, padahal
seharusnya bisa lebih terkontrol bila dikelola dengan baik.
Mengatur keuangan sebenarnya bukan soal besar kecilnya gaji, melainkan soal kebiasaan.
Bahkan dengan penghasilan terbatas, kita tetap bisa hidup lebih tenang jika punya perencanaan.
Berikut lima langkah sederhana yang
bisa kamu mulai dari sekarang agar keuangan lebih sehat.
1. Buat Anggaran Bulanan
Anggaran adalah peta jalan keuangan kita.
Dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran, kamu bisa tahu ke mana uang pergi setiap bulan.
Tanpa catatan, uang sering habis tanpa jejak, entah untuk jajan, nongkrong, atau
belanja kecil-kecilan yang ternyata cukup menguras.
Mulailah dengan membagi pos keuangan: kebutuhan pokok, hiburan, tabungan, dan dana darurat.
Tidak perlu terlalu kaku, tapi pastikan setiap rupiah punya tempat.
Cara ini akan membuatmu lebih sadar bahwa uang yang terlihat besar ternyata cepat habis jika tak diatur.
2. Terapkan Aturan 50-30-20
Metode ini sederhana namun efektif. Bagi penghasilan menjadi
tiga:
- 50
persen untuk kebutuhan pokok,
- 30
persen untuk keinginan,
- 20
persen untuk tabungan atau investasi.
Jika kondisi belum memungkinkan, sesuaikan porsinya.
Yang penting, selalu ada ruang untuk menabung.
Dengan aturan ini, kamu tetap bisa menikmati hidup tanpa merasa bersalah.
Nongkrong, liburan, atau belanja tetap boleh, asalkan tidak melebihi batas yang ditentukan.
3. Sisihkan Tabungan di Awal
Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah menunggu “sisa uang” untuk menabung.
Sayangnya, hampir selalu tidak ada sisa.
Ubah pola pikir: tabungan bukanlah sisa, melainkan kewajiban utama.
Begitu gaji masuk, langsung sisihkan sebagian, meskipun kecil.
Anggap uang itu tidak bisa dipakai lagi.
Dengan begitu, kamu terbiasa hidup dengan sisa yang ada, bukan berharap ada lebih.
4. Kendalikan Belanja Impulsif
Flash sale tengah malam atau diskon besar-besaran memang menggoda.
Namun, belanja tanpa rencana membuat keuangan “bocor halus” dan baru
terasa di akhir bulan.
Cobalah strategi sederhana: tunda pembelian selama 24 jam.
Jika setelah sehari kamu masih merasa perlu, berarti barang itu memang layak dibeli.
Jika tidak, berarti hanya keinginan sesaat.
Cara ini terbukti membantu
banyak orang lebih bijak dalam belanja.
5. Siapkan Dana Darurat
Hidup penuh kejutan, dan tidak semuanya menyenangkan.
Sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendadak bisa terjadi kapan saja.
Tanpa
dana darurat, kita sering terpaksa berutang, dan itu hanya menambah beban.
Idealnya, dana darurat berjumlah 3–6 kali pengeluaran bulanan.
Misalnya, jika pengeluaranmu Rp3 juta per bulan, berarti target dana darurat sekitar Rp9–18 juta.
Jumlah ini memang terdengar besar, tetapi bisa
dibangun perlahan dengan menabung secara rutin.
Mengelola keuangan bukan berarti mengekang diri atau hidup serba hemat.
Justru dengan pengaturan yang tepat, hidup bisa lebih leluasa dan tenang.
Tidak ada lagi rasa panik di akhir bulan, dan tidak ada lagi
kebingungan saat kebutuhan mendadak datang.
Mulailah dari langkah paling kecil yang bisa dilakukan hari ini.
Catat pengeluaran, sisihkan tabungan meski hanya Rp20.000, atau hentikan satu kebiasaan boros.
Kecil memang, tetapi langkah kecil yang konsisten akan
membawa perubahan besar.
Ingat, ketenangan finansial tidak ditentukan seberapa besar
uang yang masuk, melainkan bagaimana kita mengelola yang sudah ada. []