![]() |
Pria asal Jepang bernama Issei Sagawa yang melakukan
kejahatan mutilasi, necrophilia, dan kanibalisme terhadap Renée, seorang
mahasiswi Belanda. (Foto: MUBI) |
ACEHDIURNA.COM - Di dunia ini, ada kisah-kisah yang begitu aneh dan kelam hingga sulit dipercaya.
Salah satunya datang dari seorang pria asal Jepang bernama Issei Sagawa.
Bukan karena prestasi atau karya sastra yang ia hasilkan saat belajar di Paris, melainkan karena peristiwa tragis tahun 1981 yang membuat namanya tercatat selamanya dalam sejarah kriminal dunia.
Dari Mahasiswa ke Pelaku Kejahatan
Sagawa berangkat ke Paris dengan impian besar.
Ia belajar sastra di Sorbonne, universitas bergengsi di Prancis.
Namun di balik sosok kecil dan rapuhnya, ia menyimpan dorongan yang gelap: fantasi kanibalisme.
Fantasi itu akhirnya meledak ketika ia bertemu Renée Hartevelt, seorang mahasiswi Belanda.
Renée yang ramah datang ke apartemen Sagawa untuk membantu belajar, namun niat baik itu berujung tragedi.
Renée tewas di tangan Sagawa, yang kemudian melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.
Sagawa melakukan mutilasi, necrophilia, dan kanibalisme terhadap Renée.
Dunia terdiam, sulit menerima kenyataan bahwa seorang manusia bisa melakukan hal sekejam itu.
Bebas Tanpa Hukuman
![]() |
Issei Sagawa terbukti membunuh dan memutilasi korban, namun hidup bebas hingga akhir hayatnya. (Foto: South China Morning Post) |
Di Prancis, ia dinyatakan tidak waras dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa.
Ketika akhirnya dipulangkan ke Jepang, dokter setempat justru menyatakan bahwa Sagawa “waras”.
Celah hukum membuatnya bebas begitu saja.
Bagi keluarga korban, ini tentu luka yang tak pernah sembuh.
Bagaimana mungkin seseorang yang melakukan kejahatan mengerikan bisa kembali hidup di masyarakat tanpa menanggung konsekuensi hukum?
Dari Penjahat ke Figur Publik
Ironisnya, di Jepang Sagawa justru menjadi semacam figur kontroversial.
Ia menulis buku, muncul di televisi, bahkan diwawancarai dengan santai tentang kejahatannya.
Ada orang yang melihatnya sebagai “fenomena aneh”, ada pula yang mengecam keras glorifikasi terhadap seorang pelaku kanibalisme.
Di balik popularitas itu, Sagawa sendiri pernah mengaku bahwa fantasi kelamnya sudah ia rasakan sejak kecil.
Ia seolah hidup berdampingan dengan sisi gelap yang tak pernah bisa ia hapus.
Akhir Sebuah Kehidupan
![]() |
Issei Sagawa berasal dari Jepang dan berkuliah jurusan sastra di Sorbonne, universitas bergengsi di Prancis. (Foto: MUBI) |
Tahun-tahun terakhir hidupnya tidak glamor.
Sagawa jatuh sakit, terkena stroke yang membuat tubuhnya lumpuh sebagian.
Pada 24 November 2022, ia meninggal dunia di Tokyo akibat pneumonia, di usia 73 tahun.
Bagi sebagian orang, kematiannya mungkin menjadi penutup sebuah kisah kelam.
Namun, bayang-bayang Issei Sagawa tetap hidup: tentang seorang pria yang melakukan kejahatan tak termaafkan, lolos dari hukuman, dan sempat menjadi sorotan dunia.
Kisah Sagawa bukan sekadar cerita kriminal.
Ia juga membuka mata kita tentang rapuhnya sistem hukum internasional, tentang bagaimana media bisa mengubah penjahat menjadi figur publik, dan tentang betapa panjangnya luka yang ditinggalkan bagi keluarga korban.
Pada akhirnya, nama Issei Sagawa akan selalu mengingatkan kita bahwa ada sisi gelap dalam manusia yang sulit dimengerti.
Dan di balik kisah itu, ada satu hal yang tak boleh dilupakan: seorang korban bernama Renée Hartevelt, yang hidupnya direnggut dalam tragedi mengenaskan.[]