![]() |
Polisi memperlihatkan barang bukti kokain 1 Kg yang ditemukan warga Iboih, Sabang. Sumber: Polres Sabang |
ACEHDIURNA, SABANG - Penemuan paket berisi narkotika jenis kokain seberat 1 kilogram di pesisir Gampong Iboih, Kota Sabang, Jumat (5/9/2025) lalu, menambah panjang daftar wilayah perbatasan Indonesia yang diduga rawan menjadi jalur masuk sindikat narkoba internasional.
Kasus ini bermula saat tiga warga setempat menemukan bungkusan plastik tersangkut di akar pohon bakau. Setelah diperiksa aparat kepolisian, isinya dipastikan kokain murni dengan kadar tinggi.
Menariknya, paket tersebut dibungkus plastik bertuliskan “FedEx”, salah satu perusahaan logistik terbesar di dunia.
Fakta ini membuka dugaan bahwa pelaku sindikat berusaha menyamarkan modus penyelundupan dengan kemasan seolah-olah pengiriman resmi internasional.
Kasat Resnarkoba Polres Sabang, Iptu Muhammad Riza, SH, menegaskan penemuan ini bukan kasus kecil. “Kami menduga ada jaringan besar yang bermain.
Sabang sangat mungkin dijadikan titik transit karena posisinya yang strategis di jalur perdagangan internasional,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).
Sabang di Peta Perdagangan Dunia
Letak geografis Sabang yang berada di pintu masuk Selat Malaka membuat wilayah ini rawan dimanfaatkan jaringan narkotika lintas negara.
Selat Malaka sendiri merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, dengan ribuan kapal internasional melintas setiap tahunnya.
Pakar keamanan maritim menyebut, modus “lempar barang” di laut kerap digunakan sindikat narkotika internasional.
Paket-paket narkoba sengaja dibuang di titik tertentu untuk kemudian diambil oleh kurir lokal di wilayah pesisir.
Penemuan di Iboih semakin memperkuat dugaan tersebut.
“Kalau kita telusuri, hampir setiap kasus kokain atau sabu-sabu dalam jumlah besar yang ditemukan di pesisir Aceh, selalu berkaitan dengan modus pembuangan paket di laut lepas,” tambah seorang sumber kepolisian.
Warga Jadi Garda Depan
Kasus ini juga menjadi bukti betapa pentingnya peran masyarakat dalam mendukung aparat. Tiga warga yang menemukan paket mencurigakan itu memilih segera melapor ke polisi, alih-alih diam atau mencoba memanfaatkannya.
Kapolres Sabang, AKBP Sukoco, mengapresiasi langkah cepat warga.
“Partisipasi masyarakat sangat penting. Tanpa laporan mereka, bisa saja paket ini beredar dan menimbulkan dampak serius,” katanya.
Jaringan Global yang Sulit Dilacak
Kokain sendiri bukan jenis narkotika yang umum beredar di Indonesia. Sebagian besar kasus peredaran narkoba di tanah air didominasi sabu-sabu dan ganja.
Fakta bahwa kokain ditemukan di Sabang mengindikasikan adanya keterhubungan dengan pasar internasional, khususnya Amerika Latin yang dikenal sebagai produsen utama kokain dunia.
Pihak kepolisian bersama BNN kini tengah menelusuri apakah paket tersebut memang dikirim menggunakan jalur resmi logistik internasional, atau hanya dikemas dengan identitas perusahaan pengiriman untuk mengelabui aparat.
“Dua kemungkinan masih terbuka. Bisa saja ini benar-benar dikirim lewat jalur resmi, atau hanya modus pengemasan. Yang jelas, kami sedang mendalami keterkaitan dengan jaringan internasional,” ujar Iptu Riza.
Peringatan untuk Wilayah Pesisir
Polres Sabang juga mengimbau masyarakat di sepanjang garis pantai Aceh agar tetap waspada. Paket narkotika bisa saja muncul kapan saja, baik terbawa arus laut maupun sengaja ditinggalkan sindikat.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk tidak menyentuh atau menyimpan barang mencurigakan. Segera laporkan ke aparat,” tegas Iptu Riza.
Kasus ini menambah panjang daftar bukti bahwa Aceh, khususnya Sabang, berada di garis depan dalam perang melawan narkotika internasional.
Letak strategisnya yang menjadi jalur keluar-masuk perdagangan dunia membuat pengawasan laut dan pesisir harus semakin diperketat.[]