![]() |
Foto: ilustrasi AI |
ACEHDIURNA.COM - Kisah tragis datang dari sebuah wilayah di Jepang bagian timur Pulau Honshu, Prefektur Ibaraki, Jepang.
Seorang nenek berusia 75 tahun, Keiko Mori, ditangkap polisi
setelah terungkap bahwa ia menyimpan jasad putrinya sendiri di dalam lemari
pendingin beku selama hampir dua decade (20 tahun).
Penemuan itu menggemparkan publik Jepang yang dikenal sangat
menjunjung tradisi penghormatan kepada arwah leluhur.
Namun di balik kasus ini, tersimpan potret kesepian,
kehilangan, dan diamnya seorang ibu yang hidup bertahun-tahun bersama rahasia
kelam.
Putri yang Tak Pernah Pergi
Menurut pengakuannya, jasad itu adalah Makiko, putri yang
lahir pada 1975.
Jika masih hidup, Makiko kini berusia sekitar 49–50 tahun.
Polisi menemukan jasad Makiko dalam posisi telungkup, masih
mengenakan pakaian, di dalam sebuah deep freezer yang dibeli Mori dua dekade
lalu.
Mori mengaku awalnya tak kuasa melepas kepergian putrinya.
Bau dari jasad membuatnya terpaksa membeli freezer besar
agar tetap bisa “menyimpan” anak yang ia cintai, meski dalam kondisi tak lagi
bernyawa.
Tragedi ini baru terungkap setelah Mori, ditemani seorang
kerabat, datang sendiri ke kantor polisi untuk melapor.
Suaminya baru saja meninggal bulan ini, meninggalkan Mori
seorang diri.
Kesunyian itu, diyakini polisi, menjadi alasan mengapa ia
akhirnya memilih membuka rahasia yang dipendam selama 20 tahun.
Pihak kepolisian hanya menyebutkan Mori memiliki beberapa
anak lain, namun tak merinci bagaimana hubungan keluarga mereka atau mengapa
hanya jasad Makiko yang disimpan begitu lama.
Secara hukum, Mori dijerat dengan tuduhan penelantaran
jenazah.
Namun di mata publik, kasus ini lebih dari sekadar
pelanggaran hukum.
Ini adalah cermin getir dari kehidupan lansia Jepang yang
kerap dilanda kesepian, bahkan di negara maju dengan standar hidup tinggi.
Banyak yang melihat tindakan Mori bukan semata kriminal,
melainkan juga simbol betapa sulitnya sebagian orang melepas orang yang mereka
cintai.[]