ACEHDIRUNA.COM - Tak mudah menggambarkan perasaan seorang suami saat harus merelakan istrinya berangkat dalam misi berisiko.
Hal itu pula yang kini dirasakan aktor Malaysia, Nadzmi Adhwa, ketika istrinya, Ardell Aryana, turut serta dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF) menuju Gaza.
Nadzmi mengaku tidak mampu menahan rasa haru karena tidak dapat mendampingi sang istri dalam perjalanan penuh bahaya itu.
Meski demikian, ia berusaha ikhlas dan mendukung perjuangan Ardell yang membawa misi kemanusiaan lintas negara tersebut.
“Doa seorang suami untuk istrinya tidak ada penghalang, kan? Ya Allah, dengarkanlah doa ini. Berikan mereka kekuatan, lindungi mereka, berkahilah perjuangan mereka, dan mudahkan urusan mereka hingga sampai ke bumi Gaza. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami berserah,” tulisnya melalui platform Threads, dikutip dari Mingguan Wanita Malaysia (2/9/2025).
Ayah dari dua anak itu juga mengabarkan bahwa aplikasi WhatsApp milik Ardell sudah tidak bisa digunakan selama misi berlangsung.
Ardell hanya bisa dihubungi melalui aplikasi Signal, itupun terbatas.
Informasi ini diperoleh dari pesan salah seorang aktivis yang ikut serta dalam konvoi.
Ardell adalah salah satu dari puluhan aktivis yang bergabung dalam misi kemanusiaan ini, dengan tujuan memecah blokade Israel dan menyalurkan bantuan berupa makanan serta obat-obatan untuk rakyat Palestina.
Sementara itu, dalam laporan terbaru, Ardell menyebut bahwa kapal yang ia tumpangi mendapat serangan dari Angkatan Pertahanan Israel (IDF) pada malam sebelumnya.
Ia dan tim sempat melakukan siaran langsung SOS dari kapal, meminta publik menyebarkan rekaman sebagai bukti pelanggaran hukum internasional oleh Israel.
Meski tim dari Malaysia telah mengangkat tangan sebagai tanda menyerah, pasukan Israel tetap menyemprotkan air bertekanan tinggi dan bahkan menumpahkan cairan mirip minyak ke kapal.
Akibatnya, baling-baling kapal mengalami kerusakan.
Ardell juga melaporkan bahwa kondisi di kapal kini semakin sulit karena cuaca buruk dan udara sangat dingin.
Kini nasib Ardella belum diketahui setelah di bawa ke penjara Israel bersama ratusan aktivis kemanusian lain dari 43 negara yang tergabung dalam armada Global Sumud Flotillah.[]