PULUHAN tahanan Palestina tampak meluapkan kegembiraan mereka setelah dibebaskan dari penjara Israel dalam kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Dari balik jendela kendaraan yang membawa mereka pulang, tangan-tangan terjulur memberi salam, sementara sebagian lainnya memeluk keluarga yang telah lama menanti.
Menurut keluarga dan organisasi hak asasi manusia, banyak dari para mantan tahanan ini mengaku mengalami kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi selama berada di balik jeruji, yang meninggalkan luka fisik maupun psikologis.
Tubuh mereka yang tampak kurus dan lemah menjadi bukti perjalanan panjang yang harus mereka lalui seperti yang terpampang dalam foto yang ramai beredar di media sosial.
Meski kebebasan akhirnya kembali diraih, perjuangan penyembuhan mereka baru dimulai — menyatukan kembali hidup yang sempat terhenti, dan menjaga harapan akan masa depan yang lebih damai.
Lembaga hak asasi manusia Palestina menyatakan banyak di antara para tahanan tersebut mengalami kondisi kesehatan yang memburuk selama menjalani masa penahanan, termasuk dugaan perlakuan buruk dan kurangnya akses terhadap kebutuhan dasar.
Pembebasan ini menjadi salah satu poin utama dalam kesepakatan pertukaran tahanan yang disepakati kedua pihak di tengah upaya meredakan perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina.
Meski demikian, situasi di lapangan masih rentan, dan komunitas internasional terus mendorong perpanjangan gencatan senjata serta langkah lanjutan menuju penyelesaian jangka panjang.[]
