![]() |
| Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Tezar Azwar. Foto: Instagram |
ACEHDIURNA.COM, BANDA ACEH - Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kabar duka datang dari dunia politik Aceh.
Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Tezar Azwar, dikabarkan meninggal dunia pada Rabu malam (29/10/2025) di RSU Zainoel Abidin (RSZA) Banda Aceh.
Kabar kepergian almarhum mulai beredar di sejumlah grup WhatsApp dan media sosial malam ini setelah Isya.
Dari informasi yang diterima, almarhum meninggal dunia akibat serangan jantung, seperti dikutip media dari rekan almarhum Raja Lukman Ziaulhaq, Anggota DPRA dari Partai Amanat Nasional (PAN), Rabu (29/10/2025) malam yang juga dibenarkan A Malik Musa.
“Innalillahiwainnailaihirajiuun, telah berpulang ke rahmatullah Tezar bin Azwar Abubakar, barusan di RSZA. Mohon maaf atas segala dosa-dosanya,” tulis Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh itu dalam grup PWM Aceh.
Sosok Tezar Azwar: Aktivis Muhammadiyah dan Politisi Santun
Tezar Azwar dikenal luas di Aceh bukan hanya sebagai politisi, tetapi juga sebagai aktivis Muhammadiyah yang berkomitmen pada dakwah sosial dan pendidikan.
Sebagai kader muda yang sempat menjabat di DPRA periode 2014–2019, Tezar dikenal sebagai figur moderat, terbuka terhadap dialog lintas kelompok, dan aktif memperjuangkan isu-isu rakyat kecil, terutama di bidang pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Di kalangan politikus muda Aceh, Tezar dianggap sebagai jembatan antara aktivisme Islam modern dan politik praktis yang santun.
Rekan-rekannya sering menyebutnya sebagai pribadi yang tenang, tidak reaktif, namun tajam dalam berpikir dan berargumen.
Salah seorang sahabatnya di lingkungan Muhammadiyah menyebut almarhum sebagai “anak muda yang idealis tapi realistis.”
“Beliau selalu menempatkan kepentingan publik di atas segalanya. Waktu di DPRA dulu, Tezar sering turun langsung ke lapangan tanpa publikasi, karena memang ingin tahu kondisi warga secara nyata,” kenang seorang kolega.
Aktif Hingga Akhir Hayat
Usai tidak lagi duduk di kursi DPRA, Tezar tidak meninggalkan dunia sosial dan dakwah.
Ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, seminar kepemudaan, dan pembinaan kader Muhammadiyah di Aceh.
Rekan-rekan sesama aktivis mengingatnya sebagai pribadi yang selalu tersenyum, rendah hati, dan tidak pernah menolak undangan diskusi, baik dari kampus maupun komunitas.
“Beliau sering mengingatkan kami agar politik di Aceh jangan kehilangan ruh keislaman dan moralitas. Itu pesan terakhir yang masih saya ingat dalam pertemuan beberapa waktu lalu,” ujar salah satu aktivis muda Muhammadiyah.
Duka dan Doa dari Sejumlah Tokoh
Ucapan belasungkawa terus mengalir dari berbagai kalangan politik, ormas Islam, dan masyarakat.
Selain PAN dan Muhammadiyah, sejumlah tokoh lintas partai turut menyampaikan rasa kehilangan atas kepergian sosok muda yang dinilai visioner dan berdedikasi pada pembangunan Aceh yang berkeadaban.
Jenazah almarhum Tezar Azwar malam ini masih berada di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh.
Rencana pemakaman akan diumumkan setelah pihak keluarga menentukan lokasi pemakaman.
Kehilangan Tezar Azwar bukan hanya duka bagi keluarga besar Muhammadiyah dan PAN, tetapi juga bagi masyarakat Aceh yang mengenalnya sebagai sosok muda yang berintegritas dan peduli terhadap masa depan daerahnya.
Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
“Selamat jalan, Tezar Azwar. Jejak langkah dan pemikiranmu akan selalu dikenang.”(*)
Profil Singkat Tezar Azwar
Nama Lengkap: Tezar bin Azwar Abubakar
Jabatan Terakhir: Anggota DPRA periode 2014–2019
Afiliasi: Partai Amanat Nasional (PAN)
Organisasi: Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh
Bidang Perhatian: Pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan dakwah muda

