![]() |
Listrik padam secara tiba-tiba di Banda Aceh, Aceh Besar, Bireuen, hingga sebagian wilayah Pidie. Foto ilustrasi iStock |
Kronologi Pemadaman
Warga melaporkan listrik awalnya sempat “hidup-mati” beberapa kali sebelum padam total pada sore hari.
Pemulihan berjalan lambat, bahkan hingga Rabu (1/10/2025) banyak wilayah masih belum sepenuhnya mendapat pasokan listrik normal.
Di beberapa titik, listrik menyala hanya beberapa jam lalu kembali padam.
Kondisi ini membuat warga resah karena berdampak langsung pada kebutuhan dasar, mulai dari air bersih hingga komunikasi.
Penyebab Menurut PLN
PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh menjelaskan bahwa pemadaman disebabkan oleh beberapa faktor teknis, antara lain:
-
Gangguan pada sistem interkoneksi Sumatra, yang membuat pasokan listrik ke Aceh terputus.
-
Penguatan transmisi 150 kV Bireuen–Arun, bagian dari pemeliharaan jaringan, berdampak pada penyaluran listrik.
-
Kegagalan sinkronisasi PLTU Nagan 3, yang tidak bisa masuk ke sistem kelistrikan nasional.
Sebelumnya, Aceh juga sempat mengalami pemadaman akibat sambaran petir di jalur transmisi Langsa–Idi. Hal ini menunjukkan kerentanan jaringan listrik di provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Dampak di Masyarakat
-
Warga mengeluhkan terganggunya pasokan air bersih, karena pompa air tidak berfungsi.
-
Internet dan jaringan telekomunikasi ikut tersendat, menghambat aktivitas kerja dan belajar.
-
Pelaku usaha kecil dan UMKM rugi karena tidak bisa berproduksi.
-
Sejumlah warga juga melaporkan kerusakan peralatan elektronik akibat listrik yang naik-turun.
“Sejak Senin sore listrik mati, kami kesulitan air karena mesin pompa tidak jalan. Anak-anak juga terganggu sekolah online karena sinyal lemah,” ujar Rahma, warga Lamteumen Barat, Banda Aceh.
Respons & Tuntutan
PLN menyatakan telah menurunkan ratusan petugas teknis untuk mempercepat pemulihan sistem kelistrikan. Masyarakat juga diminta mencabut colokan peralatan elektronik agar tidak rusak saat listrik kembali normal.
Meski begitu, gelombang kritik muncul dari berbagai pihak:
-
Ombudsman RI Perwakilan Aceh menyebut pemadaman berkepanjangan berpotensi masuk kategori maladministrasi karena menyangkut layanan publik vital.
-
Organisasi masyarakat Getar Aceh bahkan menuntut pencopotan GM PLN UID Aceh karena dianggap gagal menjamin keandalan listrik.
Menanti Perbaikan Sistemik
Pemadaman listrik berulang di Aceh kembali membuka perdebatan soal ketahanan energi di daerah.
Pengamat menilai PLN perlu melakukan investasi serius pada sistem transmisi dan pembangkit cadangan, agar masyarakat tidak selalu jadi korban setiap kali jaringan utama terganggu.
Warga kini berharap perbaikan bisa dilakukan cepat dan transparan, sebab listrik padam bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga mengancam layanan kesehatan, pendidikan, hingga aktivitas ekonomi.[]