![]() |
| Persiraja datang dengan kepercayaan diri tinggi setelah mencuri tiga poin di kandang Persikad Depok. |
ACEHDIURNA.COM - PSMS Medan menatap laga sarat gengsi melawan Persiraja Banda Aceh di Stadion Utama Sumatera Utara, Sabtu malam (25/10), dengan kondisi psikologis yang tidak sepenuhnya ideal.
Di satu sisi, hasil imbang pada laga sebelumnya memaksa Ayam Kinantan mencari kebangkitan.
Di sisi lain, mereka harus menghadapi lawan yang justru berkembang menjadi momok dalam beberapa musim terakhir.
Sudah enam pertemuan beruntun PSMS tak mampu menaklukkan Persiraja--rekor yang sama sekali tidak mencerminkan rivalitas dua klub besar Sumatera.
Bahkan ketika bermain di rumah sendiri, PSMS tetap gagal melindungi harga diri.
Ingatan publik Medan masih segar akan duel terakhir di Stadion Utama Sumut.
Setelah sempat unggul lewat gol Rahmat Hidayat, PSMS justru kehilangan kontrol permainan dan dipaksa menyerah 1-2 lewat aksi Deri Corfe dan Vivi Asrizal.
Kekalahan itu meninggalkan luka mendalam yang kini menumpuk menjadi tuntutan balas dendam.
Suporter Bisa Jadi “Lawannya Sendiri”
Tingginya antusiasme suporter yang selalu memadati Stadion Utama seharusnya menjadi suntikan energi.
Tapi belakangan, atmosfer yang tercipta di tribune tak jarang justru berubah menjadi tekanan psikologis besar bagi para pemain.
Mereka sadar benar: kemenangan bukan hanya diharapkan, tapi diwajibkan.
Setiap kesalahan kecil bisa langsung mendapat reaksi keras dari tribun.
“Pertahanan jadi fokus kami. Kami sering kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir. Pemain sudah kami siapkan lebih baik secara mental,” kata Welliansyah, Asisten Pelatih PSMS Medan.
Evaluasi yang paling menonjol memang sektor belakang.
PSMS dalam beberapa laga terakhir kerap gagal mengelola keunggulan karena masalah fokus dan koordinasi.
Jika masalah itu terulang, bukan hanya posisi PSMS yang terancam tergusur dari zona atas Grup Barat, tetapi ketenangan ruang ganti bisa berubah menjadi kegelisahan massal di Medan.
Persiraja: Ke Medan Bukan Untuk Bertahan
Persiraja datang dengan kepercayaan diri tinggi setelah mencuri tiga poin di kandang Persikad Depok.
Hasil tersebut memperlihatkan bahwa Laskar Rencong tidak lagi takut bermain jauh dari Banda Aceh.
Mereka kini menatap kesempatan untuk menambah daftar kota yang mereka taklukkan.
“Alhamdulillah semua pemain dalam kondisi siap. Kami ingin tampil menghibur dan meraih hasil terbaik,” kata Akhyar Ilyas, Pelatih Persiraja.
Skuad Persiraja dalam kondisi ideal, solid, dan memiliki motivasi berlipat. Medan pernah mereka jadikan panggung kemenangan—dan itu bisa terulang malam ini jika PSMS kembali lengah di momen penting.
Rivalitas Bertetangga Bernuansa Emosional
Duel PSMS vs Persiraja selalu memuat emosi tambahan.
Kedekatan geografis, gengsi perwakilan dua provinsi di Pulau Sumatera, serta sejarah panjang persaingan membuat tensi laga biasanya naik di luar batas normal pertandingan liga biasa.[]

