![]() |
| Wali kota terpilih Zohran Mamdani, kanan, dan istrinya, Rama Duwaji, bereaksi terhadap para pendukung selama pesta pengawasan malam pemilihan, Selasa di New York. Foto: AP |
ACEHDIURNA.COM, NEW YORK - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang Muslim akan memimpin Kota New York. Zohran Mamdani, politisi muda berusia 34 tahun kelahiran Uganda keturunan Asia Selatan, meraih kemenangan gemilang dalam pemilihan wali kota, menandai momen bersejarah bagi komunitas Muslim di Amerika Serikat.
Di tengah sorak-sorai pendukung di Brooklyn, Mamdani berdiri tegak dengan suara bergetar, “Masa depan ada di tangan kita. Malam ini kita menggulingkan dinasti lama dan membuka babak baru — babak keberagaman dan harapan.”
Dari Keturunan Imigran ke Balai Kota New York
Putra imigran asal India yang dibesarkan di Queens ini mewakili wajah baru politik Amerika — progresif, berani, dan mencerminkan keragaman warganya. Ia menjadi Muslim pertama dan keturunan Asia Selatan pertama yang memimpin kota terbesar dan paling berpengaruh di AS.
Kemenangannya mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dan calon Republik Curtis Sliwa disambut gembira oleh komunitas Muslim di seluruh negeri, yang selama ini jarang melihat sosok seiman menempati posisi tertinggi dalam pemerintahan kota.
“Sebagai seorang Muslim, saya tahu apa artinya tumbuh dengan rasa takut dan rasa ingin diterima,” ujar Mamdani. “Hari ini, kita membuktikan bahwa keyakinan bukan halangan untuk melayani.”
Harapan Baru bagi Komunitas Muslim Amerika
Bagi banyak Muslim di Amerika, kemenangan Mamdani bukan sekadar pergantian kekuasaan, melainkan simbol penerimaan dan kemajuan.
“Ibu saya menangis ketika mendengar hasil pemilihan,” kata Dania Darwish, warga Brooklyn keturunan Suriah-Amerika. “Kami akhirnya melihat seseorang yang berbicara tentang keadilan sosial dan membawa nama Islam dengan bangga.”
![]() |
| Zohran Mamdani berswafoto dengan seorang wanita muda setelah berbicara pada konferensi pers pada 26 September di New York City. Foto: Getty Images |
Mamdani dikenal vokal membela hak-hak minoritas, pekerja, dan imigran. Ia juga sering menekankan pentingnya solidaritas lintas agama dan menolak diskriminasi berbasis keyakinan.
Politisi Muda dengan Misi Keadilan Sosial
Sebagai sosialis demokrat, Mamdani membawa agenda progresif yang berani: transportasi publik gratis, pembekuan sewa, perawatan anak universal, dan upah minimum yang lebih tinggi.
Ia juga berkomitmen menurunkan biaya hidup dengan menaikkan pajak bagi perusahaan besar dan warga terkaya.
Pidato kemenangannya dibuka dengan kutipan tokoh sosialis Eugene Debs — namun ditutup dengan nada spiritual yang kuat:
“Saya percaya, keadilan sosial adalah bagian dari iman. Dan iman tanpa tindakan hanyalah kata-kata.”
Tantangan di Depan, Tapi Semangat Tak Surut
Mamdani sadar tantangan di hadapannya berat: tekanan politik dari kelompok konservatif, serangan isu agama, dan kritik terhadap pandangannya soal Palestina.
Namun ia menegaskan bahwa keberagamannya justru kekuatan, bukan kelemahan.
“Sebagai Muslim, saya diajarkan untuk berjuang melawan ketidakadilan dengan damai,” katanya. “Itu yang akan saya lakukan untuk kota ini.”
Kini, New York — kota dengan 8 juta penduduk dari berbagai latar agama dan budaya — akan dipimpin oleh seorang wali kota yang beribadah di masjid, berpuasa di bulan Ramadan, dan membawa nilai Islam dalam kebijakan publiknya.
Sebuah Sejarah yang Tak Akan Terulang Cepat
Dengan kemenangan ini, Zohran Mamdani bukan hanya menulis sejarah baru bagi New York, tapi juga membuka jalan bagi generasi Muslim berikutnya untuk bermimpi lebih besar di tanah Amerika.
Dari Queens hingga Balai Kota, perjalanan Mamdani adalah bukti bahwa iman, keberanian, dan idealisme bisa mengubah sejarah.[]


