![]() |
| Koleksi sejarah dan budaya akan ditempatkan di lantai I dan II, sedangkan lantai III akan difungsikan sebagai aula besar, ruang digital interaktif, ruang rapat, dan ruang tamu kehormatan. Foto: ist |
ACEHDIURNA.COM, BANDA ACEH - Pembangunan Museum Harun Keuchiek Leumiek (HKL) di Gampong Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, menuai pujian dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh.
Dalam kunjungan langsung ke lokasi, Kepala BPK Wilayah I Aceh, Piet Rusdi, S.Sos, menyampaikan apresiasi tinggi atas kemegahan dan kemajuan pembangunan museum yang dinilainya representatif serta sarat nilai seni dan budaya Islam.
“Kami sangat berterima kasih kepada Tgk. H. Muhammad Kamaruzzaman, SE, beserta keluarga. Kehadiran Museum Seni Islam pertama di Aceh dengan koleksi yang sangat lengkap ini menjadi dorongan semangat bagi kami. Koleksi peninggalan almarhum Haji Harun Keuchiek Leumiek adalah khazanah berharga bagi bangsa,” ujar Piet Rusdi.
Piet menilai keberadaan museum tersebut sangat strategis karena berdiri dalam kompleks Masjid Keuchiek Leumiek dan bersebelahan dengan Sungai Krueng Aceh, salah satu situs bersejarah penting di Aceh.
Menurutnya, lokasi ini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan kebudayaan dan wisata sejarah.
“Hamparan taman museum di tepi sungai ini nantinya akan menjadi ruang terbuka untuk pameran dan berbagai event budaya nasional. Saat ini, BPK sedang mensosialisasikan pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) guna mendukung kemajuan budaya dan pariwisata Aceh,” tambahnya.
Dilengkapa Teknologi Digital
Pihak BPK juga berencana melaporkan perkembangan pembangunan Museum HKL ke Kementerian Kebudayaan RI di Jakarta.
Pemerintah pusat disebut siap mendukung proses registrasi koleksi serta pengembangan teknologi digital museum di masa mendatang.
Sementara itu, Pendiri sekaligus Ketua Pembina Yayasan Harun Keuchiek Leumiek, Tgk. H. Muhammad Kamaruzzaman, SE HKL (akrab disapa Tgk. H. Memed), menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kunjungan serta apresiasi dari BPK Wilayah I Aceh.
“Kami sangat mengharapkan dukungan penuh agar Museum HKL dapat berkembang secara berkelanjutan. Insya Allah, museum ini diperkirakan akan mulai beroperasi resmi pada tahun 2026,” ungkap Tgk. H. Memed.
Saat ini, proses registrasi dan penataan koleksi masih berlangsung.
Koleksi sejarah dan budaya akan ditempatkan di lantai I dan II, sedangkan lantai III akan difungsikan sebagai aula besar, ruang digital interaktif, ruang rapat, dan ruang tamu kehormatan.
Tgk. H. Memed juga menegaskan bahwa pembangunan Museum HKL dilakukan sepenuhnya dengan dana pribadi keluarga besar almarhum Harun Keuchiek Leumiek sebagai bentuk pengabdian dan persembahan bagi masyarakat Aceh.
“Museum HKL bukan hanya tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga pusat pengembangan budaya masa lalu yang dikontekstualisasikan dengan masa kini. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat Aceh agar pembangunan berjalan lancar,” tutupnya.
Kunjungan ini turut dihadiri oleh Tim Pengembangan Museum BPK Wilayah I Aceh, pengurus Yayasan Harun Keuchiek Leumiek, keluarga besar almarhum H. Harun Keuchiek Leumiek, serta pengurus Museum HKL.[]

